BAB I
PENDAHULUAN
Membaca merupakan suatu sarana belajar yang berkedudukan sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, karena melalui dari berbagai media cetak berupa ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedudukannya yang penting ini menjadikan kegiatan membaca menjadi pelajaran yang pertama dan utama dikelas pertama bagi seorang peserta didik yang baru bersekolah.
Sebagai kegiatan belajar di sekolah, maka oleh para, baik dalam bidang ilmu kebahasaan maupun dalam ilmu pengajaran mengupayakan berbagai metode sebagai cara untuk membelajarkan peserta didik dengan tujuan peserta didik memiliki kemampuan membaca untuk belajar lebih lanjut. Salah satu metode yang amat populer di Indonesia sejak tahun 1975 sampai sekarang adalah Metode Struktur Analisis-Sintesis atau yang lazim disebut Metode SAS. Metode ini dilandasi oleh tiga landasan, yaitu: landasan psikologi, landasan pedagogis, dan landasan linguistik. Secara ilmiah metode ini tidak dapat diragukan karena bukan saja dikembangkan secara konseptual logis, tetapi juga melalui uji-coba sejak tahun 1972 sampai tahun 1975 pada 160 SD PKMM di Jakarta, Padang dan Ujung Pandang.
Metode SAS memiliki lima langkah kerja yang panjang, sehingga secara logis ketidak efektifan ini disebabkan oleh prosedur yang panjang ini. Ada dua anggapan dasar yang diduga sebagai faktor kendala, yaitu: (1) prosedur yang panjang dan berulang menyebabkan verbalisme, (2) prosedur yang panjang dan berulang menyebabkan kebosanan,baik pada peserta didik maupun pada guru. Bertolak dari masalah yang diduga disebabkan oleh metode SAS ini, maka melalui penelitian ini dilakukan simplifikasi terhadap prosedur metode menjadi tiga langkah kerja, yaitu:(1) tahap orientasi, (2) tahap analisis dan sintesis, dan (3) tahap latihan sintesis kata-kata dan kalimat-kalimat baru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Membaca
“Membaca bukan hanya mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan. Dengan demikian membaca merupakan suatu bentuk komunikasi tulis . A.S Broto dalam Mulyono Abdurrachman “(2003:200) “Membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah,mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan dan ingatan. Sudarso, dalam Mulyono Abdurrachman” (2003:200)
“Membaca merupakan pengenalan simbol-simbol bahasa tulis yang merupakan stimulus yang membantu proses mengingat tentang apa yang dibaca, untuk membangun suatu pengertian melalui pengalaman yang telah dimiliki. Bond dalam Mulyono Abdurrachman” (2003:200) Berdasarkan pengertian-pengertian membaca yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang menghasilkan simbol-simbol bahasa tulis melalui proses mengingat untuk memahami isi bahasa tulisan.
Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara lincah, mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan. Meskipun tujuan akhir membaca adalah untuk memahami isi bacaan, tujuan semacam itu ternyata belum dapat sepenuhnya dicapai oleh anak-anak, terutama pada saat awal belajar membaca. Banyak anak yang dapat membaca secara lancar suatu bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bacaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca bukan hanya terkait erat dengan kematangan gerak motorik mata, tetapi juga tahap perkembangan kognitif. Mempersiapkan anak untuk belajar membaca merupakan suatu proses yang panjang. Dengan demikian, proses mempersiapkan anak-anak untuk belajar membaca harus dimulai sedini mungkin.
B. Pengertian Metode SAS (Struktural Analisis Sintetik)
Metode SAS adalah metode pembelajaran membaca yang dimulai dengan langkah bercerita sambil menunjukkan gambar pendukung. Setelah itu siswa diajak untuk membaca gambar tersebut, yang dilanjutkan dengan membaca kalimat yang ada dibawah gambar. Selanjutnya gambar dilepas atau diambil dan tinggallah kalimatnya. Siswa berlatih membaca kalimat tanpa bantuan gambar (proses struktural). Kalimat tersebut lalu dianalisis menjadi kata, suku kata, huruf-huruf (proses analitik). Langkah terakhir adalah menggabungkan kembali huruf-huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat (proses sintetik).
Metode SAS adalah metode pembelajaran membaca yang dimulai dengan langkah bercerita sambil menunjukkan gambar pendukung. Setelah itu siswa diajak untuk membaca gambar tersebut, yang dilanjutkan dengan membaca kalimat yang ada dibawah gambar. Selanjutnya gambar dilepas atau diambil dan tinggallah kalimatnya. Siswa berlatih membaca kalimat tanpa bantuan gambar (proses struktural). Kalimat tersebut lalu dianalisis menjadi kata, suku kata, huruf-huruf (proses analitik). Langkah terakhir adalah menggabungkan kembali huruf-huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat (proses sintetik).
Pada tahap buku pembelajarannya dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1). Merekam bahasa siswa
Bahasa yang digunakan siswa dalam percakapan direkam untuk digunakan sebagai bahan bacaan.
2). Menampilkan gambar sambil bercerita
Guru memperlihatkan gambar kepada siswa, sambil bercerita sesuai dengan gambar tersebut.
Misalnya : ini ibu
Ibu memasak di dapur
Kalimat tersebut ditulis di papan tulis dan digunakan sebagai bahan cerita.
3). Membaca Gambar
Misalnya : guru memperlihatkan gambar seorang anak sedang memegang sapu sambil mengucapkan kalimat “ Nino menyapu kelas”
4). Membaca gambar dengan kartu kalimat
Setelah siswa dapat membaca tulisan dibawah gambar, guru menempatkan kartu kalimat dibawah gambar untuk memudahkan pelaksanaan dapat digunakan media berupa papan flannel, kartu kalimat , kartu kata, kartu suku kata, kartu huruf dan kartu gambar. Dengan menggunakan media tersebut untuk menguraikan dan menggabungkan akan lebih mudah.
5). Membaca kalimat secara struktural
Setelah siswa dapat membaca tulisan dibawah gambar, gambar dilepas sehingga siswa dapat membaca tanpa dibantu dengan gambar. Dengan dilepaskannya gambar maka yang dibaca siswa kalimat atau tulisan.
Misalnya: ibu memasak di dapur
6). Proses Analitik (A)
Sesudah siswa dapat membaca kalimat, mulailah menganalisis kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf
Misalnya:
Ibu memasak di dapur
Ibu – memasak – di – dapur
I – bu - me – ma – sak - di – da – pur
I – b – u –m – e – m – a - s – a – k - d – i- d – a – p – u – r
7). Proses Sintetik
Setelah siswa mengenal huruf-huruf dalam kalimat, huruf itu dirangkai lagi menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat seperti semula.
Misalnya:
I – b – u –m – e – m – a - s – a – k - d – i- d – a – p – u – r
I – bu - me – ma – sak - di – da – pur
Ibu – memasak – di - dapur
Ibu memasak di dapur
Secara utuh proses SAS tersebut sebagai berikut :
Ibu memasak di dapur
Ibu – memasak – di – dapur
I – bu - me – ma – sak - di – da – pur
I – b – u –m – e – m – a - s – a – k - d – i- d – a – p – u – r
I – bu - me – ma – sak - di – da – pur
Ibu – memasak – di - dapur
Ibu memasak di dapur
C. Prinsip Dasar Metode SAS
Beberapa prinsip metode SAS yaitu
1). Bahan pelajaran bertitik tolak dari pengalaman anak
2). Pelajaran dimulai dengan struktur bahasa yang bermakna yaitu kalimat
3). Kalimat tadi kemudian dianalisis atau diuraikan
4). Kalimat tersebut digabung atau disintesiskan menjadi kalimat semula
D. Kebaikan Metode SAS
1. Metode SAS menerapkan prinsip ilmu bahasa umum (linguistic), bahwa bentuk bahasa yang terkecil adalah kalimat, bagian kalimat adalah kata, suku kata dan akhirnya fonem.
2. Metode SAS memperhitungkan pengalaman bahasa anak, Pengalaman bahasa anak dijadikan titik tolak belajar bahasa karena dengan bahasa, anak sudah merasa akrab dengan sesuatu yang telah diketahui sebelumnya.
3. Metode SAS menganut prinsip menemukan sendiri (inkuiri). Prinsip ini sangat ditekankan dalam proses belajar mengajar karena dengan prinsip ini anak akan mempunyai rasa kepercayaan pada kemampuannya sendiri.
E. Keburukan metode SAS
1. Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan terampil serta sabar Tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk kondisi pengajar saat ini.
2. Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini untuk sekolah sekolah tertentu dirasa sukar.
3. Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak di pedesaan
4. Oleh karena agak sukar mengajarkan para pengajar metode SAS maka di sana-sini Metode ini tidak dilaksanakan.
Teknik pelaksanaan Metode SAS ialah keterampilan memilih kata kartu kata dan kartu kalimat. Sementara anak-anak mencari huruf, suku kata, kata., pengajar dengan sebagian anak yang lain. Menempel-nempelkan kata kata yang tersusun menjadi kalimat yang berarti. Begitu seterusnya sehingga semua anak mendapat giliran untuk menyusun kalimat, membacanya dan sebagai keterampilan menulis. Media lain selain papan tulis, papan panel, papan tali, OHP (Over Head Projector) dapat juga digunakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemampuan membaca pada masing-masing anak tidak sama karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri anak itu sendiri ataupun faktor luar seperti orang tua, guru, teman, dan lingkungan. Jadi bagi anak yang kurang atau masih rendah ketrampilan membacanya harus lebih giat lagi belajar dan berlatih.
Sebagai dorongan seorang guru harus bisa memberi motivasi bagi anak yang masih kurang mampu atau kurang lancar dalam membaca untuk lebih giat berlatih dan untuk anak yang sudah lancar agar terus belajar untuk lebih giat lagi.
Dengan metode SAS yang disajikan guru menggunakan media gambar-gambar, kartu kalimat, kartu kata, kartu huruf, dan papan flanel akan lebih meningkatkan kemampuan membaca.
B. Saran
Dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan membaca pada siswa, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada guru yang nanti mengajar hendaknya dalam pembelajaran membaca menggunakan metode SAS.
2. Kepada siswa perlu diberi pemahaman bahwa metode SAS yang digunakan oleh guru dengan menggunakan media gambar-gambar,kartu kalimat, kartu kata, kartu huruf, dan papan flanel lebih memotivasi siswa dalam belajar membaca.
CHAPTER I
INTRODUCTION
Reading is a means-based learning is very important in learning activities, as through print media from a variety of science and technology.
This important position to make reading activities into lessons that first and foremost first class for a new school learners.
For learning activities in school, then by, both in the field of linguistic science in science teaching and pursue a variety of methods as a way to membelajarkan learners with the goal of the learner has the ability to read to learn more. One method that is very popular in Indonesia since 1975 until now is the Method of Structural Analysis-Synthesis Method, or commonly known as SAS. This method is based on three grounds, namely: the foundation of psychology, pedagogical foundation, and linguistic foundation. In the scientific method can not be doubted because not only developed conceptually logical, but also through trial and error since 1972 until 1975, at 160 elementary PKMM in Jakarta, Padang and Ujung Pandang.
SAS has a five-step method of working that long, so logically this is caused by a lack of effectiveness of this long procedure. There are two basic assumptions are suspected as a factor constraints, namely: (1) procedures are long and repetitive cause verbalisme, (2) procedures are long and repetitive cause boredom, both on learners and the teacher. Departing from the problems allegedly caused by the method of this SAS, then through the research conducted simplification of procedures for working methods into three steps, namely: (1) the orientation stage, (2) stage of analysis and synthesis, and (3) training phase synthesis of word- words and new sentences.
CHAPTER II
SESSION
A. Understanding Reading
"Reading is not only a written language or symbols pronounce the sounds of language, but also respond to and understand the contents of written language. Thus, reading is a form of written communication. U.S. Broto in Mulyono Abdurrachman "(2003:200)" Reading is a complex activity that requires a large number of separate actions, including the use of understanding, imagination, observation and memory. Sudarso, in Mulyono Abdurrachman "(2003:200)
"Reading is the introduction of the symbols of written language which is a stimulus that helps the process of remembering what is read, to build an understanding through experience that has been owned. Bond in Mulyono Abdurrachman "(2003:200) Based on the notions of reading that have been raised can be concluded that reading is a complex activity that generates the symbols of written language through a process of remembering to understand the written language.
People can read well if they can see the letters clearly, able to move the eyes are lively, given the symbols with the appropriate language, and have enough reasoning to understand the reading. Although the ultimate goal of reading is to understand the reading, such a goal was not fully achieved by the children, especially at the beginning of learning to read. Many children who can read fluently a reading materials but do not understand the contents of the text. This suggests that the ability to read not only closely related to the maturity of the eye motor movements, but also the stage of cognitive development. Preparing children to learn to read is a lengthy process. Thus, the process of preparing children to learn to read should begin as early as possible.
B. Understanding the SAS method (Structural Analysis of Synthetic)
SAS method is a method of teaching reading that begins with a step as he showed a picture tells supporters. After that, students are invited to read the image, followed by reading a sentence that is below the image. The next picture is taken and removed or stay her sentence. Students practice reading the sentence without the aid of drawings (structural processes). The sentence is then analyzed into words, syllables, letters (analytic process). The final step is to combine the letters into syllables, syllables into words, and words into sentences (synthetic process).
SAS method is a method of teaching reading that begins with a step as he showed a picture tells supporters. After that, students are invited to read the image, followed by reading a sentence that is below the image. The next picture is taken and removed or stay her sentence. Students practice reading the sentence without the aid of drawings (structural processes). The sentence is then analyzed into words, syllables, letters (analytic process). The final step is to combine the letters into syllables, syllables into words, and words into sentences (synthetic process).
At this stage of their lesson books held in the following way:
1. Record students' language
The language used for students in a conversation recorded for use as reading material.
2. Displaying pictures while telling
The teacher shows the picture to the students, while telling accordance with the image.
For example: This mother
Mother cooking in the kitchen
The sentence is written on the board and used as a story.
3. Reading Pictures
For example: the teacher shows a picture of a boy holding a broom as he spoke the words "Nino sweeping class"
4. Reading images by sentence cards
After students can read the text below the picture, the teacher put a sentence below the picture cards to facilitate the implementation of a medium can be used flannel boards, sentence cards, said cards, syllable cards, letter cards and picture cards. By using the media to describe and combine it will be easier.
5. Reading the sentence is structurally
After students can read the text below the image, the image is removed so that students can read without assistance with the image. With the release of the picture so that students read a sentence or word.
For example: mother's cooking in the kitchen
6. Analytical Process (A)
After students can read the sentence, begin to analyze the sentences into words, words into syllables, syllables into letters
For example:
Mother cooking in the kitchen
Mother - cooking - in – kitchen
Mo-th-er-cook-ing-in-kit-ch-en
m-o-t-h-e-r-c-o-o-k-i-n-g-i-n-k-i-t-c-h-e-n
7. Synthetic Process
Once students recognize letters in the sentence, the letters were assembled again into syllables, syllables into words, words into sentences as before.
For example:
For example:
m-o-t-h-e-r-c-o-o-k-i-n-g-i-n-k-i-t-c-h-e-n
Mo-th-er-cook-ing-in-kit-ch-en
Mother - cooking - in – kitchen
Mother cooking in the kitchen
The whole process SAS is as follows:
Mother cooking in the kitchen
Mother - cooking - in – kitchen
Mo-th-er-cook-ing-in-kit-ch-en
m-o-t-h-e-r-c-o-o-k-i-n-g-i-n-k-i-t-c-h-e-n
Mo-th-er-cook-ing-in-kit-ch-en
Mother - cooking - in – kitchen
Mother cooking in the kitchen
C. Basic Principles of the SAS method
Some of the principles of the SAS method
1. Lesson materials starts from the experience of children
2. The lesson begins with the language structures of Meaningful sentences
3. The sentence was later analyzed or described
4. Sentence is merged or synthesized into the original sentence
D. Goodness Methods SAS
1. SAS methods to apply the principle of general linguistics (linguistic), that the smallest form of language is the sentence, the sentence is the word, syllable and phoneme eventually.
2. SAS methods take into account the child's language experience, language experience of children used as a starting point to learn the language because the language, children already feel familiar with something that has been previously known.
3. SAS method adheres to the principle of finding their own (inquiry). This principle is emphasized in teaching and learning for children with this principle will have a sense of trust on its own merits.
E. Vices SAS method
- SAS methods have the impression that the teacher should be creative and skillful and patient demands this kind of condition is considered very difficult for teachers today.
- Many facilities are to be prepared for the implementation of this method for a particular school schools deemed difficult.
- SAS method is only for consumers of learners in urban and rural
- Therefore it's hard to teach the teachers of the SAS method here and there method is not implemented.
Mechanical implementation of the SAS method is skills chose the word card words and sentence cards. While the children look for letters, syllables, words., Teachers with some other children. Sticking pressed his words are arranged into a meaningful sentence. And so on so that all children had a turn to make sentences, reading and writing as a skill. Media other than the board, panel boards, board straps, OHP (Over Head Projector) can also be used.
CHAPTER III
CLOSING
CLOSING
A. Conclusion
Reading ability in each child is not the same because many factors that affect both from within the child itself or external factors such as parents, teachers, friends, and the environment. So for children who lack or low reading skills must be even harder to learn and practice.
As the encouragement of a teacher should be able to provide motivation for children who are less able or less fluent in reading for more vigorous exercise and for children who are fluent in order to continue to learn to be more active again.
With SAS presented method teachers use media images, sentence cards, word cards, letter cards, and flannel board will furt her enhance the ability to read.
With SAS presented method teachers use media images, sentence cards, word cards, letter cards, and flannel board will furt her enhance the ability to read.
B. Suggestion
In order to improve reading skills in students, the authors present the suggestions as follows:
1. To the teacher who later taught in the lesson should be readusing SAS.
2. Students need to be given the understanding that the SAS method used by teachers using media images, sentence cards, word cards, letter cards, flannel boards and more motivating students in learning to read
DAFTAR PUSTAKA
ACH Muchlis, MH Munif. 2008. Metode SAS Sebuah Pendekatan Bahasa Indonesia. Surabaya. PT Karya Pembina Swajaya
http:// Massofa Wordpress.com/2008/06/29/ Metode SAS Struktural Analitik Sintetik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar