BAB I
UPAYA MENINGKATKAN NILAI MATA PELAJARAN IPA
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI
HEWAN DAN TUMBUHAN SISWA KELAS IV SDN 156315 SOSORGADONG
SEMESTER I, T.P 2011 / 2012
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Keberhasilan pencapaian kompetensi statu mata pelajaran bergantung kepada beberapa aspek, salah satunya aspek yang sangat mempengaruhi keberhasilan pencapaian kompetensi, yaitu cara guru dalam melaksanakan pembelajaran kecenderungan yang terjadi pada proses pembelajaran di Indonesia adalah kegiatan belajar masih berpusat pada guru yaitu guru lebih banyak bercerita dan berceramah siswa tidask banyak aktif terlibat dalam proses pembelajaran, guru tidak/jarana menggunakan media, pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi pasif dan kurang bermanfaat
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pembelajaran IPA di SD menjadi Sangay strategis dan rawan. Srategis dalam arti bahwa pembelajaran IPA di SD harus merupakan pemantapan konsep, rawan dalam arti pembelajaran IPA di SD kurang peduli tentang penguasaan konsep atau teorema yang ada dalam penguasaan siswanya.
Di SD Negeri 156315 Sosorgadong nilai UH, UTS, US siswa rendah tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh guru. Karena nilai ulangan harian, dan nilai US tidak memenuhi KKM pada tahun 2010 dan KKM yang harus dipenuhi yaitu 65.
Sedangkan yang dicapai siswa pada tahun 2010 dibawah rata-rata karena nilai yang diperoleh siswa sebelum ada perubahan metode Media Audio Visual, nilai kebanyakan Belem tuntas. Sehingga seorang mahasiswa membuat Penelitian Tindakan Kelas.
Inilah tabel nilai siswa pada tahun 2010 Semestaer II
Tabel 1.1 Nilai UH Siswa Semester II SD Negeri 156315 Sosorgadong
NO | NAMA SISWA | NILAI | KETERANGAN |
1 | Anwar Sitompul | 70 | Tuntas |
2 | Abdul Sinaga | 60 | Tidak Tuntas |
3 | Budi | 65 | Tuntas |
4 | Bonar Sinaga | 60 | Tidak Tuntas |
5 | Bestian Pardede | 70 | Tuntas |
6 | Dedi Roma Sitanggang | 65 | Tuntas |
7 | Darma Bondar | 55 | Tidak Tuntas |
8 | Desma Wati Manalu | 60 | Tidak Tuntas |
9 | Estika Sari Nadeak | 70 | Tuntas |
10 | Etrina Marbun | 70 | Tuntas |
11 | Ernita Ros L.Tobing | 65 | Tuntas |
12 | Jonas Tarihoran | 60 | Tidak Tuntas |
13 | Junedi Sianturi | 70 | Tuntas |
14 | Indra Bondar | 70 | Tuntas |
15 | Irma Wati Tarihoran | 65 | Tuntas |
16 | Irwansyah Hulu | 60 | Tidak Tuntas |
17 | Lamhot L. Tobing | 70 | Tuntas |
18 | Lamtiur Simatupang | 70 | Tuntas |
19 | Monang Saragi | 70 | Tuntas |
20 | Magdalena Nainggolan | 50 | Tidak Tuntas |
21 | Nurmayanti Simorangkir | 65 | Tuntas |
22 | Nur Alifah | 65 | Tuntas |
23 | Sabatini Sitinjak | 60 | Tidak Tuntas |
24 | Sampit Sianturi | 70 | Tuntas |
25 | Sarman Lubis | 50 | Tidak Tuntas |
26 | Welman A Pakpahan | 60 | Tidak Tuntas |
27 | Mega Wati Hutapea | 65 | Tuntas |
28 | Nurlina Veronica Batu Bara | 70 | Tuntas |
29 | Netti Utami Sianturi | 50 | Tidak Tuntas |
30 | Dania Jessica Sianturi | 50 | Tidak Tuntas |
Rekapitulasi nilai UH Siswa
- Nilai 70 = = 33,3 % = Tuntas
- Nilai 65 = = 23,3 % = Tuntas
- Nilai 50 = = 43,3 % = Tidak Tuntas
Berdasarkan hasil persentase di atas hasil nilai di atas maka dapat disumpulkan bahwa siswa yang tuntas ada 56,6 % dan siswa yang tidak tuntas 43,3 %
Diharapkan ketuntasan siswa bisa mencapai 65 apabila dalam pembelajaran IPA khususnya Materi Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan Media Audio Visual yang berkaitan dengan pembahasan materi
Dengan memperhatikan uraian di atas penulis mencoba menerapkan pemakaian Audio Visual untuk mengungkapkan apakah dengan menggunakan Audio Visual dapat meningkatkan prestasi / nilai belajar IPA. Maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul ” Upaya Meningkatkan Nilai Materi Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Media Audi Visual pada Materi Hewan dan Tumbuhan Siswa Kelas IV Semester II T.P. 2011 / 2012”.
1.2. Identifikasi Masalah
- Mengapa nilai IPA rendah ?
- Mengapa nilai IPA perlu ditingkatkan ?
- Apa yang dilakukan guru agar nilai IPA meningkat ?
- Bagaimana caranya supaya nilai IPA kelas IV meningkat ?
- Faktor-faktor apa yang menyebabkan nilai IPA rendah ?
1.3. Batasan Masalah
- Subjek Penelitian
Siswa Kelas IV SD Negeri 15615 Sosorgadong T.P 2011/2012 dengan materi ”Hewan dan Tumbuhan”.
- Objek Penelitian
Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Media Audio Visual
- Prometer yang digunakan adalah peningkatan hasil relajar IPA siswa kelas IV SD
1.4. Rumusan Masalah
“Apakah dengan menggunakan Audio Visual pada materi hewan dan tumbuhan pada siswa kelas IV SDN 156315 Sosorgadong Semestre II T.P 2011 / 2012 dapat meningkatkan nilai mata pelajaran IPA
1.5. Tujuan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai IPA pada materi “Hewan dan Tumbuhan” dengan menggunakan Audio Visual pada siswa kelas IV SD Negeri 156315 Sosorgadong.
1.6. Manfaat Penelitian
- Bagi Peneliti
Akan diperoleh pemecahan masalah dan peneliti dengan diperoleh suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan nilai relajar IPA
- Bagi Guru
Mendapat pengalaman langsung meneliti dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan profesi guru dan mengajar yang semula berperan serbagai pemberi informasi menjadi sebagai vasilitator dan mediator yang dinamis sehingga kegiatan belajar mengajar yang telah dirancang dapat dilaksanakan menjadi lebih efektif, efisien, kreatif dan inovatif.
- Bagi Siswa
Menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah kemampuan kerja sama dan kemampuan komunikasi dalam proses pembelajaran sehingga dapat aktif dalam pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kajian Teori
2.1.1. Hakikat belajar dan Keberhasilan belajar
Belajar adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar kerana pengalaman. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Belajar merupakan perubahan kecakapan yang berlangsung dalam periode tertentu yang bukan berasal dari proses pertumbuhan (pisik). Belajar merupakan perubaha individu yang disebabkan oleh praktek atau pengalaman. Belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif
Belajar baru terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan alam mapuan lingkungan sosial sebab keduanya tidak dapat dipisahkan. Belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubaha kuantitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia adalah hasil dari belajar. Belajar adalah suatu proses bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan untuk mencapai suatu tujaun.
Berdasarkan pengertian di atas, belajar adalah kegaitan / proses manusia untuk berubah menjadi lebih baik, dari tidak tahu menjadi tahu. Kegiatan belajar terjadi terus menerus atau belajar sepanjang hayat. Memahami keadaan lingkungan itu juga merupakan kegiatan belajar. Lingkungan belajar mempunyai pengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan alam dan lingkungan sosial keduanya tidak dapat dipisahkan karena saling mempengaruhi.
2.1.2. Mata Pelajaran IPA
Ilmu Pengatahuan Alam atau Sains (sience) diambil dari bahasa Latin kata ”Scientia “ yang artinya harfiah adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahua Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains merupakan kumpulan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan ”Real Science Is Both Product and Process, In Separably Joint” (Agus, S. 2003 :11). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil 1 percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina Putra , 1992 : 122 ) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
2.1.3. Materi Hewan dan Tumbuhan
Alam Indonesia dihuni ribuan jenis hewan dan tumbuhan banyak diantaranya merupakan endemik atau hanya hidup dan tumbuh di Indonesia. Mereka merupakan kekayaan alam yang tak ternilai harganya, namun belakangan ini populasi hewan dan tumbuhan di alam Indonesia semakin berkurang. Salah satu penyebabnya adalah penyempitan hutan yang menjadi tempat hidup dan berkembang biak.
Jadi penulis membuat materi ini untuk mengenalkan hewan dan tumbuhan kepada anak-anak kelas IV SD Negeri 156315 Sosorgadong agar menyadari betapa kita memiliki alam luar biasa yang tersebar di alam ini dan perlu kita jaga kelestariannya.
2.1.4. Prestasi Relajar
Prestasi belajar berasal dari kata “Prestasi “ dan “Belajar". Prestasi berarti hasil yang telah dicapai. Sedangkan relajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu adi prestasi relajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan ditunjukkan dengan angka yang diberikan oleh guru.
Prestasi dalam penelitian yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran IPA dalam bentuk nilai yang berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya
2.1.5. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak “Medium” yang secara harafiah berarti “ perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan defenisi tentang Media Pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa Media Pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat Visual, Audial, Projected Still Media maupun Projected Motion Media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media, contoh : Dewasa ini penggunaan komputer, tidak hanya bersifat projected motion media namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat intearktif.
2.1.6. Media Audio Visual
Sebelum beranjak kepengertian media audio visual maka terlebih dahulu kita mengtahui arti kata media itu sendiri. Apabila dilihat dari etimologi kata “Medium” yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu
Sejalan dan pendapat di atas, AECT (Association For Education Communication Technology) dalam Arsyad mendefenisikan bahwa “ Media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan informasi (Arsyad, 2002, 11)
Audio visual adalah media intruksional modern yang sesuai, dengan perkembangan zaman (kemajua ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar (Rohani, 1997 : 97-98). Media audio visual adalah media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
2.2.Penelitian Yang Relevan
Pengukuran dan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui hasil kegiatan pembelajaran. Pengukuran hasil belajar bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku si pebelajar setelah mengikuti suatu kegiatan belajar. Hasil pengukuran tersebut berbentuk angka yang dapat memberikan gambaran tentang tingkat penguasaan pebelajar terhadap materi pelajaran. Sedangkan penilaian adalah usaha yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan belajar dalam penguasaan kompetensi, dimana penilaian kualitas atau nilai sesuatu (Haling, 2004).
Menurut Slameto (2003), ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu intern dan ekstern. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah (kesehatan), faktor psikologis (inteligensi) dan faktor kelelahan, sedangkan faktor ekstern, meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor sekolah (metode, kurikulum, sarana dan prasarana) dan lingkungan masyarakat (teman bergaul).
Menurut Keller dalam Abdurrahman (1999), faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada 2, yaitu :
1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi motivasi dan harapan untuk berhasil, inteligensi dan penguasaan awal siswa.
2. Faktor yang berasal dari lingkugan, meliputi : rancangan pengelolaan motivasi dan rancangan pengelolaan kegiatan pembelajaran. Motivasi dan harapan untuk berhasil serta rancangan pengelolaan motivasi tidak berpengaruh langsung terhadap hasil belajar tetapi berpengaruh pad usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh hasil belajar. Usaha adalah indikator adanya motivasi, sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan siswa. Jadi, semakin besar motivasi dan keinginan siswa untuk berhasil dalam belajar maka semakin besar pula usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
2.3. Kerangka Pemikiran
Agar kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka tindakan pemecahan masalah, untuk meningkatkana prestasi belajar siswa tentang elektromagnet dengan menggunakan media gambar dan alat peraga elektromagnet, kerangka pemikirannya digambarkan sebagai berikut :
· Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan terhadap apa yang telah dipelajari.
· Guru memberikan tugas rumah
· Observasi dan Evaluasi
Tahap observasi dilakukan selama penelitian berlangsung, dalam arti kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Yang dilakukan pada tahap ini adalah mengamati aktivitas siswa melalui lembar observasi. Untuk mengamati aktivitas siswa maka dilibatkan observer yang berjumlah 3 orang.
Pada akhir siklus I, yaitu akhir pembelajaran pertemuan ke empat diberikan evaluasi berupa tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa pada materi sistem pernapasan manusia. Data hasil observasi dan data hasil belajar dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis.
2.4. Hipotesis Tindakan
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan, demikian pula hasil tes belajar siswa. Hasil refleksi merupakan gabungan dari hasil tes, lembar observasi, tanggapan dari guru, dan pandangan siswa terhadap pembelajaran selama empat kali pertemuan. Beberapa hasil refleksi dari siklus I adalah sebagai berikut :
· Interaksi diantara siswa dalam kelompok kurang dalam mengerjakan LKS. Hal ini disebabkan, karena tidak bisa menerima siswa yang menjadi anggota kelopoknya sebab biasanya siswa membentuk kelompok belajar cenderung memilih temannya yang lebih dekat. Ada beberapa siswa di dalam satu kelompok yang tidak aktif bekerjasama menyelesaikan LKS, karena ia mengharapkan teman kelompoknya yang lain untuk mengerjakan.
· Gambar tentang materi dalam LKS sedikit dan kurang efektifnya penggunaan LKS sebagai sarana belajar. Ini terlihat dari jawaban siswa pada tes siklus I, dimana beberapa item soal yang diujikan diangkata dari soal pada LKS dan kebanyakan siswa menjawab salah.
· Siswa masih tidak disiplin dalam belajar, hal ini dapat dilihat dari sejumlah siswa pada saat pelajaran berlangsung masih ada yang belajar / mengerjakan pelajaran lain, keluar masuk kelas dan mengganggu temanya dan adanya siswa yang berjalan-jalan di dalam kelas.
· Dalam hal menjawab pertanyaan ataupun bertanya, jumlahnya masih kurang karena siswa malu untuk bicara atau mengeluarkan komentar maupun pertanyaan karena akan ditertawakan oleh temannya yang lain.
· Kebanyakan siswa selalu menunggu jawaban dari teman yang berada di dekatnya dan bekerjasama pada saat pelaksanaan tes siklus I, hal ini disebabkan karena siswa tersebut tidak percaya diri dalam menjawab soal-soal yang diberikan. Selain itu, siswa juga selalu mengharapkan ramedial untuk perbaikan nilai, sehingga saat pelaksanaan tes, siswa tidak bersungguh-sungguh dalam menjawab soal tersebut.
· Dari test hasil belajar yang diperoleh pada siklus I persentase siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 70,96%, masih rendah dari indikator keberhasilan penelitian yaitu 75%.
Hasil refleksi siklus pertama inilah yang dijadikan acuan penulis untuk merencanakan siklus kedua, sehingga hasil yang dicapai pada siklus berikutnya sesuai dengan yang diharapkan dan hendaknya lebih baik dari siklus sebelumnya. Siklus II juga dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, setiap pertemuan 2 jam pelajaran ( 2 x 40 menit). Tahapan dalam siklus ini, pada prinsipnya sama dengan siklus I.
BAB III
3.1. Setting Penelitian
a. Penelitian dilakukan di kelas IV semester II SD Negeri 156315 Sosorgadong dengan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; test hasil belajar yang diberikan disetiap akhir siklus, berupa test berbentuk pilihan ganda yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan tujuan pembelajaran. Lembar observasi aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung yang terdiri atas 10 komponen yaitu, siswa yang memperhatikan penjelasan guru, meminta bimbingan dalam menyelesaikan LKS, kerjasama dalam kelompok, membaca buku paket atau materi, belajar pelajaran lain, menggangu teman (ribut), dan keluar masuk kelas.
b. Alasan peneliti melakukan penelitian di SD Negeri 156315 karena SD N tersebut berada di pelosok dan jauh dari keramaian yang memungkinkan siswa tidak bisa memperoleh buku maupun info tentang ilmu pengetahuan terbaru.
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian
Kegiatan | Waktu | |||||||||||
Januari | February | Maret | ||||||||||
Perencanaan | ü | ü | | | | | | | | | | |
Pengumpulan Data Interaktif | | | ü | ü | | | | | | | | |
Data Awal | | | | | ü | ü | | | | | | |
Pengumpulan Instrumen | | | | | | | ü | ü | | | | |
Penyusunan Dan Pembahasan Laporan | | | | | | | | | ü | ü | | |
Lif Dan Soal | | | | | | | | | | | ü | ü |
3.2. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri 156315 Sosorgadong
3.3. Sumber Data
Data hasil penelitian didapat dari hasil Pre Test yang dilakukan sebelum dan sesudah penelitian dilakukan
3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif yaitu pengumpulan data mengenai hasil belajar siswa yang diperoleh dari pemberian tes hasil belajar pada akhir setiap siklus. Nilai hasil belajar diperoleh dengan terlebih dahulu menghitung jumlah skor jawaban yang benar dari keseluruhan item soal yang diujikan. Setiap item soal yang dijawab benar diberi skor 1, sedangkan yang salah atau tidak menjawab, maka diberi skor 0. pengumpulan data kualitatif yaitu pengumpulan data dengan menggunakan pedoman observasi. Penulis memperoleh data hasil observasi dengan melibatkan observer yang mengamati perubahan aktivitas siswa.
Data kualitatif dari hasil pengamatan (observasi) dengan menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan pada saat penelitian dengan menggunakan soal essay test sebanyak 30 soal.
3.5. Evaluasi Data
Data kualitatif dari hasil pengamatan (observasi) dengan menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung pada kelas paralel dan kelas yang diamati.
3.6. Analisa Data
Setelah melakukan penelitian maka untuk ketuntasan belajar IPA dapat dilihat berdasarkan daya serap siswa sesuai dengan KKM yang telah ditentukan maka tampak jelas perkembangan siswa.
3.7. Prosedur Penelitian
Tabel 3.2 hasil observasi aktifitas siswa kelas IV SD Negeri 156315 Sosorgadong
| Aktivitas Yang Diamati | ||
1 | Mendengarkan dan melihat layar pada Audio Visual | ||
2 | Bertanya | ||
3 | Menulis materi penting | ||
4 | Menjawab / menanggapi pertanyaan | ||
5 | Bekerjasama dalam Kelompok | ||
6 | Membaca buku paket / materi |
|
No | Aktivitas Yang Diamati |
1 | |
2 | |
3 | |
4 | |
5 | |
6 | |
DAFTAR PUSTAKA
- Buku ”IPA Terpadu ” Kelas IV Penerbit Erlangga
- Sarifuddin dan Winata Putra (1999) dalam buku yang berjudul ”Sumber-Sumber Belajar”
- Sumber-Sumber lain yang mendukung Penelitian ini seperti PTK yang disusun peneliti yang lalu.
- www.Penggunaan Media Audio Visual Pada Materi Hewan dan Tumbuhan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar