Halaman

RINERLIS SITUMORANG

Senin, 02 Juli 2012

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS IV SD


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di sekolah dasar (SD). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi. Pembelajaran IPA diharapkan bisa menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa sebagai subjek pendidikan, di tuntut supaya aktif dalam belajar mencari informasi dan mengeksplorasi sendiri atau secara berkelompok. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kearah pengoptimalan pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami, berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru apabila ada kesulitan.
Namun kenyataannya, aktivitas yang ditunjukkan siswa pada pembelajaran masih rendah seperti rendahnya minat siswa belajar kelompok dimana pelaksanaan pembelajaran di lapangan melalui belajar kelompok masih jarang, jika ada dilaksanakan hasil yang di capai masih rendah. Pada umumnya siswa cenderung pasif, hanya menerima apa yang di sampaikan guru tanpa bisa mengeluarkan pendapat, bertanya, serta menjawab pertanyaan. Jika  guru mengajukan pertanyaan, siswa tidak berani menjawab, jika ada itu hanya 4-5 orang siswa saja. Dan jika ada kendala siswa tidak berani bertanya. Dan  nilai yang di peroleh siswa masih di bawah standar ketuntasan belajar, dimana standar yang di gunakan adalah 65. Namun masih terdapat 60 % dari siswa dalam pembelajaran IPA mendapat nilai di bawah standar yaitu ( 25 – 60 ).
Berdasarkan permasalahan di atas maka upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SD N 6 Bukit Bual merupakan masalah yang harus di tanggulangi.  Salah satu model pembelajaran di duga dapat mengatasi yaitu model pembelajaran kooperatif. Melalui model pembelajaran kooperatif ini siswa dapat belajar lebih aktif mengeluarkan pendapatnya dan suasana yang kondusif untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, keaktifan serta keterampilan sosial seperti keterampilan bekerjasama yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat .
Menurut Slavin (dalam Nurasma, 2008 : 1) “ Cooperative learning methods share the idea that students work together to learn and are responsible for their teammates learning as their own” yang berarti bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok”.
Banyak model pembelajaran kooperatif yang dapat di gunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif pada penelitian ini di batasi pada model STAD (Student Teams-Achievement Divisions). Model STAD diadakan untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap perbedaan individu dan juga untuk pengembangan sosial.  Menurut slavin (dalam Nurasma, 2008 : 50)
 Model STAD adalah Siswa di tempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis atau kelompok sosial lainnya.
Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa model pembelajaran tipe STAD adalah model pembelajaran kelompok dengan anggota yang heterogen untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model STAD ini membantu dan memotivasi semangat siswa untuk berhasil memecahkan suatu masalah secara bersama. Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model yang paling sederhana, sehingga model pembelajaran tersebut dapat di gunakan oleh guru-guru yang baru memulai menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa di tuntut untuk bekerja sama, dengan bekerja sama siswa akan lebih mudah memahami materi tersebut karena melalui belajar dari teman sebaya dan di bawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang di pelajari. Hal ini di dukung oleh pendapat Nur Asma (2008:3) bahwa “ Siswa lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya”. Selanjutnya Ari (2007:96) berpendapat bahwa “Anak-anak lebih mengerti bahasa anak daripada bahasa yang digunakan oleh orang dewasa”.  Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa belajar berkelompok dapat memudahkan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran, sehingga yang di pelajari menjadi lebih bermakna bagi dirinya dan bagi orang-orang di sekelilingnya. Selain  itu   dengan belajar kelompok akan membawa pengaruh positif terhadap diri siswa, sesuai dengan hasil penelitian Slavin (dalam Nur Asma, 2008:44) bahwa “ Unsur tujuan kelompok dan tanggung jawab individual menunjukkan pengaruh positif yang nyata pada hasil belajar siswa kelas dua sampai kelas duabelas dalam seluruh mata pelajaran dan pada seluruh jenis sekolah “.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi rumusan masalah penelitian secara umum adalah : Bagaimana Peningkatan Hasil Belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD N 6 Bukit Bual, kecamatan Koto VII, kabupaten Sijunjung?
Rumusan Masalah penelitian secara khusus adalah :
  1. Bagaimana bentuk rancangan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif  tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA di Kelas IV SD N 6 Bukit Bual, kecamatan Koto VII, kabupaten Sijunjung ?
  2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV SD N 6 Bukit Bual, kecamatan Koto VII, kabupaten Sijunjung ?
  3. Bagaimana menilai hasil belajar pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV SD N 6 Bukit Bual, kecamatan Koto VII, kabupaten Sijunjung ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian ini  adalah untuk Peningkatan Hasil Belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD N 6 Bukit Bual, kecamatan Koto VII, kabupaten Sijunjung.
Adapun tujuan penelitian tindakan kelas secara khusus adalah untuk :
  1. Mendeskripsikan bagaimana bentuk rancangan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif  tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA di Kelas IV SD N 6 Bukit Bual, kecamatan Koto VII, kabupaten Sijunjung.
  2. Mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV SD N 6 Bukit Bual, kecamatan Koto VII, kabupaten Sijunjung.
  3. Mendeskripsikan bagaimana menilai hasil belajar pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV SD N 6 Bukit Bual, kecamatan Koto VII, kabupaten Sijunjung.
1.4. Manfaat Hasil Penelitian
1.      Bagi guru bermanfaat Sebagai bahan masukan dalam menjalankan proses pembelajaran di sekolah.
2.      Bagi peneliti, bermanfaat sebagai masukan pengetahuan dan dapat membandingkan dengan teori pembelajaran yang lain dan menerapkannya dalam pelaksanaan pembelajaran di SD.
3.      Bagi siswa, Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar menggunakan model STAD.
4.      Bagi pembaca, Skripsi ini diharapkan menjadi sumber masukan yang berarti dalam dunia pendidikan.







BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORI
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan (IPA) di SD
a. Pengertian IPA
IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja tetapi juga mencakup pengetahuan seperti keterampilan dalam hal melaksanakan penyelidikan ilmiah. Proses ilmiah yang dimaksud misalnya melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis yang bersifat rasional. Sedang sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur dalam mengumpulkan data yang diperoleh. Dengan menggunakan prosesdan sikap ilmiah itu saintis memperoleh penemuan-penemuan atau produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori.
Carin (dalam Yusuf, 2007:1) menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hokum-hukum, dan teori IPA. Jadi pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Hal ini berarti bahwa IPA tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihafal, IPA juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam yang belum dapat direnungkan.
Pengertian IPA menurut beberapa ahli : menurut Fowler (dalam Santi, 2006:2.9) menyatakan IPA adalah “Ilmu yang  sistematis dan di rumuskan, ilmu ini berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan terutama di dasarkan atas pengamatan dan induksi”.
Menurut Nash (dalam Usman, 2006:2) IPA adalah “ Suatu cara atau metode untuk mengamati alam yang bersifat analisi ,lengkap cermat serta menghubungkan antara fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang di amati”.


Nokes (dalam Abdullah, 2003:18) IPA adalah “Pengetahuan teoritis yang di peroleh dengan metode khusus”.
Dari pendapat  diatas dapat di artikan IPA adalah teoritis diperoleh dengan metode khusus untuk mendapatkan suatu konsep berdasarkan hasil observasi dan eksperimen tentang gejala alam dan berusaha mengembangkan rasa ingin tahu tentang alam serta berperan dalam memecahkan menjaga dan melestarikan lingkungan .
b. Tujuan Pembelajaran IPA
Menurut Muslichah (2006:23) tujuan pembelajaran IPA di SD adalah “Untuk menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, mengembangkan gejala alam, sehingga siswa dapat berfikir kritis dan objektif “.
Menuruit BNSP (2006:484) mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
  1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaban, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
  2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahamankonsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat di tetrapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
  4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
  5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam
  6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
  7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs

c. Ruang Lingkup IPA
Adapun ruang lingkup bahan kajian IPA di SD menurut BSNP
(2006:485) meliputi aspek-aspek :
1.      Mahkluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan,
2.      Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan gas,
3.      Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana,
4.      Bumi dan alam semesta meliputi : tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa ruang lingkup IPA di SD adalah mahkluk hidup dan proses kehidupan, benda/materi, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta.
d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran di SD akan efektif bila siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru SD perlu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran di SD. Prinsip-prinsip pembelajaran di SD menurut  Depdiknas (dalam Maslichah, 2006 :44) adalah “ Prinsip motivasi, prinsip latar, prinsip menemukan, prinsip belajar melakukan (learning to doing), prinsip belajar sambil bermain, prinsip hubungan sosial”. Prinsip pembelajaran di atas dapat di uraikan sebagai berikut :
  1. Prinsip motivasi, merupakan daya dorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi siswa perlu di tumbuhkan, guru harus berperan sebagai motivator sehingga muncul rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran.
  2. Prinsip latar, pada hakikatnya siswa telah memiliki pengetahuan awal. Oleh karena itu dalam pembelajaran sebaiknya guru perlu menggali pengetahuan, keterampilan, pengalaman apa yang telah di miliki siswa sehingga kegiatan pembelajaran tidak berawal dari kekosongan terhadap materi.
  3. Prinsip menemukan, pada dasarnya siswa sudah memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga berpotensi untuk mencari tahu guna menemukan sesuatu.
  4. Prinsip belajar sambil melakukan, pengalaman yang di peroleh melalui bekerja merupakan hasil belajar yang tidak mudah di lupakan. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran hendaknya siswa di arahkan untuk berkegiatan.
  5. Prinsip belajar sambil bermain, bermain merupakan kegiatan yang di sukai pada usia SD, dengan bermaian akan menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga akan mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam setiap pembelajaran perlu diciptakan suasana yang menyenangkan melalui kegiatan bermain sehingga memunculkan kekreatifan siswa.
  6. Prinsip hubungan sosial, dalam beberapa hal kegiatan belajar akan lebih berhasil jika di kerjakan secara berkelompok. Dengan kegiatan berkelompok siswa tahu kelebihan dan kekurangannya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan kerjasama dengan orang lain.
Beberapa prinsip pembelajaran IPA di atas yang paling mendasari di terapkan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah prinsip hubungan sosial yang tidak terlepas dari prinsip-prinsip lainnya.
e. Materi Pembelajaran IPA
1.      Akar
a.       Struktur Akar
Akar terdiri dari beberapa bagian, di antaranya rambut akar (bulu akar) tudung akar. Rambut akar merupakan jalan masuk air dan zat hara dari tanah ke tumbuhan. Tudung akar berfungsi melindungi akar saat menembus tanah.
b.      Jenis –Jenis Akar
Ada 2 jenis akar :
a)      Akar serabut
Akar yang berbentuk serabut. Bagian ujung dan pangkal akar berukuran hampir sama besar. Semua bagian akar keluar dari pangkal batang. Akar serabut juga bercabang-cabang, tetapi ukuran percabangannya tidak terlalu berbeda. Akar serabut dimiliki oleh tumbuhan biji berkeping satu misalnya jagung, padi, tebu.
b)      Akar tunggang
Akar tunggang memiliki akar pokok. Akar pokok bercabang-cabang menjadi bagian akar yang kecil. Perbedaan ukuran antara akar pokok dan akar cabang sangat nyata. Akar tunggang dimiliki oleh tumbuhan berkeping dua misalnya mangga, jeruk, kacang-kacangan.
c.       Kegunaan akar
Akar memiliki kegunaan :
·         Menyerap air dan zat hara.
·         Memperkokoh tumbuhan.
·         Alat pernapasan.
2.      Batang
a.       Jenis batang
Batang tumbuhan dapat di golongkan menjadi 3 jenis :
  • Batang basah, memiliki batang yang lunak dan berair. Misalnya bayam.
  • Batang berkayu, dimiliki oleh tumbuhan batang berkayu. Contohnya pohon jati, jambu, rambutan, namgka, dan mahoni.
  • Batang rumput, tumbuhan batang rumput mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering berongga, misalnya tanaman padi dan rumput-rumputan.
b.      Kegunaan batang
  • Sebagai pengangkut.
  • Penopang.
  • Penyimpanan cadangan makanan.
3.      Daun
a.       Bentuk daun
Bentuk daun berdasarkan tulang daunnya :
  • Tulang daun menyirip, berbentuk seperti susunan sirip-sirip ikan, misalnya avokad, nangka, mangga, rambutan.
  • Tulang daun menjari, berbentuk seperti susunan jari tangan, misalnya daun jarak, kapas, singkong.
  • Tulang daun melengkung, berbentuk seperti garis-garis lengkung, misalnya daun genjer.
  • Tulang daun sejajar, berbentuk seperti garis-garis lurus yang sejajar, misalnya rumput-rumputan.
b.      Kegunaan daun
  • Tempat pemasakan makanan.
  • Alat pernapasan.
  • Tempat terjadinya proses penguapan.
4.      Bunga
Bunga sempurna meiliki tangkai, kelopak, mahkota, benang sari, putik
Kegunaan dari bunga :
1.      Hiasan tumbuhan
2.      Tempat berlangsungnya perkembangbiakan tumbuhan
2.1.2. Pembelajaran
Pembelajaran adalah kegiatan yang fundamental dalam proses pendidikan yang mana terjadinya proses belajar yang tidak lepas dari proses mengajar. Menurut Iskandar ( 2009 : 98) pembelajaran adalah “ seperangkat kegiatan belajar yang di lakukan siswa (peserta didik)”. Menurut Kunandar ( 2009 : 287 ) “pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik”. Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi  peserta didik untuk menjadi lebih baik.
Sedangkan pembelajaran menurut Oemar (2003:57) adalah  suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam system pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tipe. Fasilitas perlengkapan audio visual juga computer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya
Jadi, pembelajaran adalah suatu kombinasi tersusun yang saling mempengaruhi terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya serta segala macam fasilitas yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan.
Selanjutnya menurut Ahmad (2007:31) bahwa “pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran”. Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang di lakukan oleh siswa untuk pencapaian pelajaran.
Menurut Depdiknas (2003: 2) pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dan sumber belajar mengajar pada suatu lingkungan belajar sebagai proses belajar yang di bangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Menurut Mulyasa (2004:117 ) “Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah di programkan”.
2.2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2.2.1. Pengertian  Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model pembelajaran STAD di kembangkan oleh Robert Slavin dan kolega-koleganya di Universitas Jhon Hopkin. STAD adalah model pembelajaran yang paling sederhana, merupakan model yang baik digunakan untuk siswa yang baru mengenal tentang pembelajaran kooperatif.
Slavin (dalam NurAsma,2008: 50) menyatakan bahwa STAD adalah Pembelajaran dimana siswa di tempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis atau kelompok sosial lainnya
Kemudian menurut ARIZT (dalam Harlina, 2008 : 7) menyatakan STAD adalah “ Pembelajaran kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 orang siswa, setiap kelompok akan bekerjasama dan saling membantu dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru”.
Selanjutnya Kunandar (2009:364) menyatakan bahwa STAD adalah Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya. Tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok. Tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.
Menurut Iskandar (2009: 128) tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Terdapat lima komponen utama yaitu : presentasi kelas, kerja tim, kuis, memberikan evaluasi dan penghargaan individu.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah model yang menekankan pada aktivitas dan interaksi siswa untuk saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal melalui kerja tim atau kelompok.
2.2.2. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Suatu model pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa kelebihan.
Menurut Slavin (dalam http://yankcute.blogspot.com.keunggulan-dan-kekurangan-pembelajaran.html) keunggulan dari model ini adalah :
1.      Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok,
2.      Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama,
3.      Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok,
4.      Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
Dari pendapat di atas dapat di simpulkan keunggulan dari model STAD adalah dengan menggunakan model ini akan meningkatkan norma-norma social yang di miliki siswa, membantu siswa dalam memecahkan masalah secara bersama dalam mencapai tujuan pembelajaran, melatih siswa menjadi tutor sebaya serta meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat.
2.2.3. Langkah-Langkah Pembelajaran Tipe STAD
Menurut Nur Asma (2008:51) Kegiatan  pembelajaran model STAD ini memiliki 6 tahap :
a. Penyajian Kelas
Pada tahap ini di gunakan waktu 20-45 menit untuk penyajian materi oleh guru. Sebelum menyajikan materi pelajaran guru dapat menjelaskan tujuan pelajaran, memberi motivasi untuk berkooperatif, menggali pengetahuan siswa. Dalam penyajian materi dapat menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dll. Pada tahap ini guru memulai materi dengan menyampaikan indikator, dilanjutkan dengan apersepsi dan penyajian materi tentang Struktur dan Fungsi bagian Tumbuhan.
b. Kegiatan Belajar Kelompok
Siswa belajar dalam kelompok menyelesaikan LKS yang di berikan tentang Struktur dan Fungsi bagian Tumbuhan.
c. Pemeriksaan Terhadap Hasil Kegiatan Kelompok
Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok ke depan kelas dan meminta tanggapan serta masukan dari kelompok lain.

d. Siswa Mengerjakan Soal-Soal Tes Secara Individu
Melakukan evaluasi secara individu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang di capai.
e. Pemeriksaan Hasil Tes
Pemeriksaan hasil tes di lakukan oleh guru. Pada tahap ini juga di adakan perhitungan skor perkembangan individu. Perhitungan skor indiviodu di maksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya.
Perhitungan skor individu yang di kemukakan oleh Slavin (dalam Nur Asma, 2008:97) :
Skor kuis
Poin perkembangan
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar
10 sampai 1 poin di bawah skor dasar
Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar)
5 poin
10 poin
20 poin
30 poin
30 poin
Tabel 1 : table skor perkembangan individu
Tabel di atas dapat di jelaskan sebagai berikut :
1.      Jika siswa memperoleh nilai lebih dari 10 poin di bawah skor dasar, maka siswa tersebut akan memperoleh poin perkembangan individu 5 poin.
2.      Jika siswa memperoleh nilai 10 sampai 1  poin di bawah skor dasar, maka siswa tersebut akan memperoleh poin perkembangan individu 10 poin.
3.      Jika siswa memperoleh nilai skor dasar sam[ai  10 poin di atas  skor dasar, maka siswa tersebut akan memperoleh poin perkembangan individu 20 poin.
4.      Jika siswa memperoleh nilai lebih dari 10 poin di atas  skor dasar, maka siswa tersebut akan memperoleh poin perkembangan individu 30 poin.
5.      Jika siswa melalukan pekerjaan yang sempurna, maka siswa tersebut akan memperoleh poin perkembangan individu 30 poin.
2.3. Kerangka Teori
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPA dengan materi Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan minat siswa serta memupuk sikap sosial kerja kelompok.
Adapun langkah-langkah pembelajaran STAD :
1.      Merancang lembar kerja siswa, lembar jawaban serta lembar kunci jawaban, membentuk kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Menentukan skor dasar siswa.
2.      Guru menjelaskan materi secara umum.
3.      Siswa belajar dalam kelompok.
4.      Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok ke depan kelas dan meminta tanggapan serta masukan dari kelompok lain.
5.      Melakukan evaluasi secara individu.
6.      Pemeriksaan hasil tes oleh guru, membuat daftar skor peningkatan setiap individu yang kemudian di masukkan ke dalam skor kelompok.
7.      Menghitung skor peningkatan individu dan skor kelompok serta pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapat poin tertinggi.






BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 6 Bukit Bual, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung. Tempat ini di pilih  karena penulis sendiri staf pengajar di SD tersebut sehingga memudahkan penulis berinteraksi dengan pihak sekolah.
b. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas IV SDN  6 Bukit Bual yang berjumlah 38 orang yang terdiri dari 23 orang laki-laki dan 15 orang perempuan.
c. Waktu dan Lama Penelitian
Waktu yang di butuhkan untuk Penelitian ini  selama 6 bulan yaitu dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2009/2010.
3.2. Rancangan Penelitian
a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan ini berkenaan dengan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran pada suatu kelas. Menurut Ritawati (2007:9) “pendekatan kualitatif adalah penelitian yang datanya dalam bentuk verbal dan di analisis tanpa menggunakan teknik statistik”. Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan  data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan serta perilaku yang dapat di amati dari sumber informasi.selanjutnya Ritawati (2007 : 9) “pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statik”.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Ritawati, 2007 :11) “penelitian tindakan kelas adalah bentuk refleksi diri secara kolektif  yang melibatkan partisipan dalam suatu situasi sosial untuk mengembangkan rasionalosasi dan justifikasi dari praktik pendidikan, sebagaimana  yang mereka alami dalam praktik sehari-hari”. Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian yang di lakukan oleh guru terhadap masalah yang di temui dalam proses pembelajaran di kelas dengan melibatkan partisipan.
Selanjutnya Suharsimi ( 2008:3 ) menyatakan “penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang dilakukan secara bersama  melihat kondisi kelas untuk  mencapai suatu tujuan yang lebih baik.
b. Alur Penelitian
Alur penelitian ini menggunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart, Ritawati (2007 : 46) yaitu model siklus. Model  ini mempunyai empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut di pandang satu siklus. penelitian ini direncanakan II  siklus. Pada setiap akhir siklus dilakukan tes akhir.
c. Prosedur Penelitian
Prosedur  penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Untuk  lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut :
1. Perencanaan
Sesuai dengan rumusan masalah hasil studi pendahuluan, peneliti membuat rancangan pembelajaran sumber daya alam dengan pendekatan kooperatif tipe STAD yang di perkirakan di laksanakan II siklus. Kegiatan yang di rencanakan itu sebagai berikut : 1. Berlatih memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatyif tipe STAD, 2). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 3). Membuat soal yang akan di gunakan dalam pembelajaran Sumber Daya Alam,
2. Pelaksanaan
Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga jam pelajaran sesuai dengan pembelajaran yang telah di susun. Kegiatan dilakukan oleh peneliti berupa kegiatan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.
3. Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran Sumber Daya Alam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di lakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan di lakukan oleh observer pada waktu peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran.
Pengamatan ini di lakukan secara terus menerus dari siklus I sampai siklus II. Hasil pengamatan kemudian di diskusikan dengan observer dan diadakan refleksi untuk siklus berikutnya.
4. Refleksi
Dalam tahap ini observer dan peneliti mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru di lakukan. Hal-hal  yang di diskusikan adalah : menganalisis tindakan yang baru di lakukan, menjelaskan kelemaham-kelemahan penyimpangan pelaksanaan pembelajaran yang sudah di rancang, melakukan intervensi, penyimpulan data yang di peroleh selama proses pembelajaran. Hasil refleksi sebagai masukan untuk merancang pembelajaran pada tindakan selanjutnya. Selain itu hasil kegiatan refleksi setiap tindakan di gunakan untuk menyusun kesimpulan terhadap hasil tindakan I dan II.




3.3. Data dan Sumber Data
a. Data Penelitian
Data penelitian ini berupa hasil pengamatan , catatan  lapangan dan dokumentasi dari setiap tindakan perbaikan pembelajaran Struktur dan Bagian Tumbuhan dengan pendekatan kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD yang di teliti. Data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar yang berupa informasi sebagai berikut :
1.      Perencanaan pembelajaran yang berhubungan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan kooperatif tipe STAD
2.      Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku guru  dan siswa, siswa dengan siswa, dalam pembelajaran Struktur dan Bagian Tumbuhan.
3.      Evaluasi pembelajaran Struktur dan Bagian Tumbuhan yang berupa penilaian proses dan hasil.
4.      Hasil tes siswa baik sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran Struktur dan Bagian Tumbuhan.
b. Sumber Data
Sumber data adalah proses pembelajaran Struktur dan Bagian Tumbuhan dengan pendekatan kooperatif tipe STAD yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran. Data di peroleh dari subjek teliti yakni siswa kelas IV SDN 6 Bukit Bual, kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung.
c. Instrumen Penelitian
Instrument yang di gunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari pencatatan laporan, tes/kuis. Untuk masing-masing nya di uraikan sebagai berikut.
1.      Pencatatan laporan di gunakan untuk mencatat semua kegiatan selama pembelajaran berlangsung, baik kegiatan guru sewaktu mengajar, maupun respon siswa sewaktu belajar dan keaktifan siswa sewaktu belajar kelompok.
2.      Kuis di pakai untuk mengukur hasil belajar siswa serta rancanagn pembelajaran di gunakan sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam bidang studi IPA tentang Struktur dan Bagian Tumbuhan.
Instrument utama penelitian ini adalah peneliti sendiri, yang juga berperan sebagai perencana, peneliti sebagai partisipan dan juga pelaksana. Peneliti sebagai instrument utama menurut Bogdan (dalam Ritawati, 2007:77 )  “ Peneliti bertugas menyaring, memilih, menyimpulkan dan memutuskan data yang di gunakan”.
d. Analisis Data
Menganalisis data bentuknya beragam dan tidak ada konsensus tentang menganalisis data. Akan tetapi analisis data merupakan tugas yang besar bagi peneliti kualitatif. Menurut Rochiati ( 2007:135 ) analisis yang di lakukan peneliti berupa membuat keputusan mengenai bagaimana menampilkan data dalam tabel matrik atau bentuk cerita. Dalam analisis data Penelitian tindakan Kelas yang penulis lakukan ini menampilkan data dalam bentuk cerita.
Data yang di peroleh dalam penelitian di analisis dengan menggunakan model analisis data kualitatif  dan kuantitatif yakni analisis data di mulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul. Tahap analisis tersebut di mulai dari menelaah data yang terkumpul, reduksi data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian. Menyajikan data di lakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang sudah di reduksi dan menyimpulkan hasil penelitian.







BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasilseluruh pembahasan serta analisis yang tela dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Metode pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
2.      Metode pembelajaran kooperatif model STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestsi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus.
3.      Metode pembelajaran kooperatif model STAD dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan pertanyaan.
4.      Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan tugas individu maupun kelompok.
5.      Penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
4.2. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelum agar proses belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa,maka disampaikan saran sebagai berikut :
1.      Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model STADmemerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampumenentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan denganMetode pembelajaran kooperatif model STAD dalam pross belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang optimal.
2.      Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebihsering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantiny dapat menemukan pengetahuan baru,memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampumemecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
3.      Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Ali.2003.Ilmu Alamiah Dasar.Jakarta:PT Bumi Aksara
Ahmad Sabri. 2007. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching. Ciputat: PT. Ciputat Press
Ari Widodo, Sri Wuryastuti. Dkk.2007. Pendidikan IPA di SD. Bandung :Upi Press
BSNP.2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi
E. Mulyasa.2004. Implementasi kurikulum 2004, panduan Pembelajaran KBK. Bandung : PT. Remaja Rusda Karya.
Etin Solihatiin. 2006. Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara
Harlina Yeti. 2008. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Biologi di SMPN 2 Gunung Talang. Padang : Universitas Negeri Padang
Haryanto.2007. Sains untuk SD Kelas IV. Jakarta : Erlangga
Heri Sulistyanto, dkk. 2008. Ilmu pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar